Kamis, 06 Juni 2013


IRWAN MANSYUR SYAH
10.6201.1765
M. STRATEGI

            Dalam mendirikan sebuah perusahaan tentunya kita sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan tersebut harus benar-benar mengerti dan faham tentang  bagaimana mengatur kinerja dalam perusahaan sebaik-baik mungkin agar tujuan yang diinginkan oleh perusahaan tersebut bisa tercapai.

            Dalam mengatur kinerja perusahaan seorang pemimpin perlu menyusun strategi, dimana dalam proses penyusunan strategi tersebut tentunya seorang pemimpin membutuhkan keahlian dan pengalaman tersebut nantinya akan mempercepat penyusunan strategi dan kemungkinan besar akan bisa mencapai tujuan yang diinginkan dalam sebuah perusahaan.

            Berkaitan dengan contoh kasus yang ada, kami berpendapat bahwa kinerja keuangan perusahaan “AHMAD FATONAH” mengalami over liquid karena realisasi dari semua kierja keuangannya melebihi standart yang telah ditentukan. Sehingga dengan kata lain kinerja keuangan peruasahaan “AHMAD FATONAH” sangat perlu diadakan perbaikan. Mengacu pada contoh kasus, setelah kami melihat sekilas tentang neraca pada perusahaan “AHMAD FATONAH” ternyata ada variabel-variabel yang menyebabkan perusahaan tersebut mengalami over liquid. Dimana variabel yang menyebabkan over liquid tersebut adalah uang yang disimpan dalam bank terlalu banyak, karena sangatlah percuma perusahaan menabung uang di bank dengan nominal yang besar apabila uang tersebut tidak di investasikan pada hal-hal lain yang mungkin akan lebih menguntungkan perusahaan mengingat bunga yang didapat oleh perusahaan sangatlah kecil. Jadi strategi yang harus dilakukan oleh oleh perusahaan “AHMAD FATONAH” adalah dengan cara menginfestasikan uang yang ada di bank pada variabel-variabel lain yang mempengaruhi kinerja keuangan, dimana taktiknya dalam menginfestasikan uang yang ada di bank tersebut perusahaan harus benar bisa memilih dan memilah variabel mana yang paling membutuhkan pengrealisasian dana dari uang yang ada di bank tersebut demi tercapainya keuntungan pada perusahaan tersebut.



Analisis Laporan Keuangan
Untuk Menilai Kinerja Keuangan







Di susun oleh kelompok VI

Irwan Mansyur Syah               10.61201.1765
Tohir                                        10.61201.1766
Ayu Widita Ika.S                    10.61201.1600
Honny Fajrin                           20.1221.50077
M. Hadi Sucipto                     09.61201.1337
Ach. Faizhal                            09.61201.1330


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MADURA TAHUN AJARAN
2013

PENDAHULUAN

Sejak tahun 2008, banyak sekali negara yang mengalami krisis global termasuk Indonesia. Banyak perusahaan besar mengalami penurunan pendapatan usaha dikarenakan penurunan market power. salah satu contoh adalah PT Astra International Tbk, dimana tahun 2008 merupakan tahun yang membutuhkan antisipasi khusus, mengingat keadaan  ekonomi dan pasar otomotif yang diproyeksikan mengalami penurunan sebagai dampak krisis global yang mengakibatkan terjadinya krisis finansial. Dengan proyeksi seperti itu, PT Astra International Tbk  mengandalkan dua kekuatan utamanya untuk mengamankan pendapatan usaha di tahun 2009. Hal ini dikemukakan  http://issuu.com/epaper-kmb/docs/bjk03032011
Dalam annual report tahun 2009 yang menggambarkan kondisi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu strategi dan perencanaan yang baik dalam menjalankan usaha agar tetap bertahan. Untuk itu seorang manajer perlu menganalisis laporan keuangan untuk mendeskriptifkan kondisi  perusahaan dan bagaimana perusahaan agar lebih efektif dan efisien.
Laporan keuangan merupakan salah  satu  alat yang digunakan oleh perusahaan dalam menggambarkan bagaimana kondisi keuangan  pada periode tertentu. Dengan demikian penilaian kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari suatu  laporan  keuangan yang telah Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun ke-1 September-Desember 2010.
Diterapkan oleh perusahaan guna menghasilkan informasi yang berguna bagi smua pihak, baik pihak eksternal maupun pihak internal dalam pengambilan keputusan yang akan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Bagi investor selaku pihak eksternal, laporan keuangan sangat berperan penting dalam memberikan gambaran mengenai aktivitas keuangan baik dalam kinerja keuangan  maupun operasi perusahaan. Salah satu hal yang dilihat oleh investor dalam  berinvestasi adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan.  Oleh karena itu perusahaan akan selalu mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan prospek perusahaan tersebut ke depan. Dengan kata lain, sebuah laporan keuangan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para calon  investor saat melakukan investasi. Dalam perusahaan yang  listing di bursa efek laporan keuangan biasanya bersifat transparan atau dipublikasikan ke masyarakat selaku investor. Sedangkan pada pihak internal dapat mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan yang ada pada suatu perusahaan sehingga dapat dengan segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelemahan yang ada dengan melakukan pengambilan keputusan mengenai strategi dan kebijakan-kebijakan yang akandiambil secara tepat guna dan mencapai sasaran.
aktivitas perusahaan selama tahun 2007-2009 sehingga penulis dapat mengetahui aktivitasaktivitas perusahaan  dilihat dari kinerja keuangannya, kelemahan-kelemahan aktivitas kinerja keuangan perusahaan, kebijakan-kebijakan perusahaan, dan berupaya memberikan simpulan dan saran dalam memperbaiki kinerja keuangannya di tahun berikutnya.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang akan menjadi pokok pembahasan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis laporan  keuangan PT Astra  International Tbk  pada periode 2007-2009?
2. Bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan serta perkembangannya selama periode 2007-2009?
3. Apa masalah yang timbul dari laporan keuangan perusahaan?
4. Bagaimana analisis laporan keuangan  untuk menilai kinerja keuangan PT Astra
International Tbk pada periode 2007-2009?
Penelitian yang dilakukan oleh  Bayu Januar Darmawan (2010) yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT Astra International Tbk periode 2007-2008” dengan menggunakan laporan keuangan sebagai data primer. Penilaian ini sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan bagi para penggunalaporan keuangan diantaranya manajemen, investor, kreditur, bankers, dan pemerintah. Dari hasil penelitian dapat dilihat dari rasio likuiditas mengalami peningkatan, tetapiperusahaan tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek karena nilai penjaminannya lebih rendah dari nilai hutangnya, dilihat dari tingkat profitabilitas perusahaan menghasilkan keuntungan yang cukup meningkat faktor ini bisa mempengaruhi kebijakan dan keputusan yang diambil khususnya dalam memberikan tingkat pengembalian yang cukup tinggi. Dilihat dari rasio pengelolaan aktiva perusahaan  bisa menggunakan sumber-sumber dananya sesuai dengan manfaat hal ini bisa dilihat dari semakin meningkatnya hasil penjualaan perusahaan.
Dilihat dari hasil rasio pengelolaan hutang (Leverage) menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk menjamin hutang dengan pendanaan aktivanya yang semakin meningkat.Untuk membantu pihak-pihak eksternal dan internal dalam perusahaan,  sangatlah diperlukan suatu analisis terhadap informasi-informasi yang dapatmenginterpretasikan kondisi perusahaan agar dapat membantu pihak-pihak tersebut untuk mengambil keputusan.
Keputusan yang dihasilkan oleh pihak internal maupun eksternal sangat dituntut tingkat keakuratan yang tinggi terkait suatu kebijakan atau estimasi yang akan berdampak di masa depan. Dalam kaitannya dengan keandalan dan keakuratan informasi yang akan dianalisis, laporan keuangan merupakan alat yang sangat bagus untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Informasi pada laporan keuangan akan memiliki tingkat akurasi yang tinggi apabila dilakukan perbandingan dua tahun atau lebih sehingga analisis yang akan dilakukan dapat menggambarkan perusahaan secara terperinci. Tingkat akurasi ini sangat penting karena keandalan data atau informasi yang berasal dari laporan keuangan akan mempengaruhi secara langsung terhadap hasil analisis yang akan dilakukan.
Menurut Munawir  (2002:37), Analisis rasio adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara indifidu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Dan analisis ini memiliki tujuan sebagai berikut:
Untuk mengetahui  lebih dalam perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui cara pengelolaan dana perusahaan.
Untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos dalam neraca dan laporan laba rugi. 


Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta dan karakteristik suatu perusahaan, yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Data-data yang dikumpulkan berupa Laporan Keuangan PT Astra  International Tbk tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Data-data tersebut kemudian digunakan penulis dengan Analytical Procedures untuk menganalisis laporan keuangan PT Astra  InternationalTbk dengan membandingkan setiap periode laporan keuangan menggunakan analisis rasio, analisis vertikal dan analisis horizontal.Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan periode tahun 2007 - 2009 pada perusahaan yang go public pada Bursa Efek Indonesia yaitu PT Astra International  Tbk meliputi laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu:
1. Variabel bebas atau independen (X), terdiri dari:
a. Rasio likuiditas (liquidity ratio)  (X1)
b. Rasio solvabilitas (leverage ratio) (X2)
c. Rasio aktivitas  (activity ratio) (X3)
d. Rasio profitabilitas (profitability ratio) (X4)
2. Variabel tidak bebas atau dependen (Y), adalah kinerja keuangan PT Astra InternationalTbk periode 2007-2009.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Astra International Tbk yang berupa neraca dan laba rugi. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah data-data keuangan yang berupa neraca, laporan perubahan ekuitas dan laporan  laba rugi PT Astra International Tbk  tahun 2007-2009
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan PT International Otoparts Tbk   dengan akhir tahun pembukuan pada tanggal 31 Desember 2007, 2008, dan 2009 yang diperoleh dari  Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Laporan  keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan yang penting bagi perusahaan.Hasil yang didapat oleh penulis adalah berdasarkan analisis terhadap laporankeuangan pada periode 2007 sampai dengan periode 2009, pada kelompok automotif yang telah go public yaitu PT Astra International Tbk.
Adapun metode yang digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah analisis horizontal (dinamis) dengan  menggunakan teknik analisis rasio yaitu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu, atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.Adapun Kinerja Perusahaan PT Astra International Tbk diukur berdasarkan Rasio Likuiditas  untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio likuiditas terdiri dari:
a. Current Ratio
      Aktiva lancar

   Kewajiban lancar
Current ratio digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Current ratio dapat dihitung menggunakan rumus berikut :                      
Current Ratio =
                                                                       
b. Quick Ratio
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Pada rasio cepat tidak diperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang sulit untuk segera dicairkan, salah satunya disebabkan karena sering terjadi fluktuasi harga. 
Quick ratio dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Kas+setara kas+surat berharga+piutang usaha

Kewajiban lancar
 
Quick Ratio =
                                                                                                                 
c. Collection Period
Rasio ini harus dibandingkan dengan pesaing untuk melihat apakah kredit yang diberikan, dan risiko pelanggan, sejalan dengan industri. Sebuah periode penagihan yang tinggi menunjukkan biaya yang tinggi  dalam penyaluran kredit kepada nasabah.
Collection Period dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
  Piutang rata-rata

   Penjualan + 360
 
Collection Period =

d. Days to Sell Inventory
       Persediaan rata-rata

Harga pokok penjualan + 360


Ukuran kinerja keuangan perusahaan yang memberikan investor gambaran berapa lama perputaran persediaan perusahaan menjadi penjualan. Umumnya, semakin rendah akanbaik berdampak kepada perusahaan. Days to Sell Inventory dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Days to Sell Inventory =                                                          


Tabel I
Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas                     2007               2008                 2009
Current ratio                           0.91                0.93                 1.29
Quick ratio                              0.52                 0.65                 0.61
Collection period                     25 hari             52 hari           59 hari
Days to sell inventory              29 hari             48 hari             65 hari

Rasio Solvabilitas
Rasio  solvabilitas (leverage ratio) untuk mengetahui sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dimodali oleh modal pinjaman. Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun  assets, atau dengan kata lain kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik utang jangka panjang.
Rasio solvabilitas terdiri dari :
a. Debt to Equity Ratio
       Total kewajiban
Ekuitas pemegang saham
Rasio ini menggambarkan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.  Debt to Equity Ratio dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Debt to Equity Ratio =                                                               

b. Long Term Debt to Equity Ratio
Kewajiban jangka panjang

Ekuitas pemegang saham
Rasio ini harus digunakan bersama dengan informasi keuangan lainnya untukmenentukan apa yang sesuai. Sebuah perusahaan mungkin menguntungkan baikdisajikan untuk mengambil utang baru dalam rangka meningkatkan keuntungantambahan. Long Term Debt to Equity Ratio dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Long Term Debt to Equity Ratio =                                                           

c. Times Interest Earned
Laba sebelum pajak dan beban bunga

Beban bunga
Rasio ini digunakan untuk   menunjukkan sejauh mana yang laba yang tersedia untuk memenuhi pembayaran bunga. Times Interest Earned dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Times Interest Earned =
                                                                                                                    
Tabel II
Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas                              2007  2008  2009
Debt to equity ratio                             1.12  1.32  1.14
Long term debt to equity ratio             0.38  0.37  0.35
Time interest earned                            16.68  24.23  32.56

Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas  (activity ratio) untuk mengukur kecepatan dan efektivitas perusahaan dalam mengelola assets. Rasio aktivitas terdiri dari :
a. Cash Turnover
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.  Cash Turnover  dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Penjualan

Rata-rata kas dan setara kas
Cash Turnover =                                                       

b. Account Receivable Turnover
Jumlah rata-rata waktu yang diperlukan bagi  suatu usaha untuk mengumpulkan pada surat piutang. Hal ini dihitung dengan mengalikan jumlah piutang usaha dengan jumlah hari dalam suatu periode tertentu dan membagi ke dalam jumlah total penjualankredit.Perputaran piutang  usaha adalah cara untuk menentukan  bagaimana risiko kredit bisnis dibandingkan dengan pesaingnya.  Account Receivable Turnover dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
    Penjualan

    Rata-rata piutang usaha
Account Receivable Turnover =

c. Inventory Turnover
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini digunakan untuk menilai efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.  Inventory Turnover
Harga pokok penjualan

   Rata-rata persediaan
dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Inventory Turnover =                                                  
d. Working Capital Turnover                                          
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dan utang lancar. Working Capital Turnover dapat
Penjualan

   Rata-rata model kerja
dihitung menggunakan rumus berikut :
Working Capital Turnover =                                                       

e. Fixed Asset Turnover                                                               
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan dalam rangka menghasilkan penjualan, atau beberapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvetasikan pada aktiva tetap. Fixed Asset Turnover dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Penjualan

Rata-rata Aktiva tetap
Fixed Asset Turnover =                                                           
f. Total Asset Turnover
Penjualan

Total aktiva
Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh  assets perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Jika perputaranya lambat, ini menunjukan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. Total Asset Turnover dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Total Asset Turnover =                          

Tabel III
Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas                                2007   2008     2009
Cash turnover                                     12.77   5.8      4.63
Account receivable turnover               14.35   6.98    6.12
Inventory turnover                               12.51   3.75    5.53
Working capital turnover                  -22.61  -9.69    5.88
Fixed assets turnover                          1.63    1.03     1.03
Total assets turnover                           1.16    0.69     0.57



Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas (profitability ratio) untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas terdiri dari :
a. Gross Profit Margin
Penjualan – harga pokok penjualan

penjualan
Margin yang mengukur tingkat keuntungan kotor perusahaan. Semakin tinggi margin laba kotor perusahaan, semakin bagus, karena itu artinya biaya produksi perusahaan itu rendah. Sebaliknya, semakin rendah margin laba kotor semakin tinggi biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Gross Profit Margin dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Gross Profit Margin =

b. Operating Profit Margin
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan  perusahaan dari kegiatan operasi utamanya.Semakin tinggi margin laba operasi perusahaan, semakin bagus perusahaan itu. Operating Profit Margin dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Laba operasi

penjualan
Operating Profit Margin =                            

c. Pretax Profit Margin
Laba sebelum pajak

penjualan
Rasio mengukur tingkat keuntungan sebelum pajak. Semakin tinggi margin laba sebelum pajak maka pajak yang dibayarkan akan semakin tinggi namun semakin tinggi laba sebelum pajak ini berdampak positif terhadap perusahaan.  Pretax Profit  Margin dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Pretax Profit Margin =        
d. Net Profit Margin
Rasio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih (penjualan dikurangi semua biaya dan  pajak). Semakin tinggi margin laba bersih semakin bagus karena itu berarti perusahaan mampu mencetak tingkat keuntungan yang tinggi.
Laba bersih

penjualan
Diharapkan, ia juga bisa membagikan dividen yang tinggi pula untuk pemegang saham.Net  Profit Margin dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Net Profit Margin =                               

e. Return on Assets
Laba bersih + beban bunga (1 – tarif pajak)

Total aktiva
Rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Return on Asset dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Return on Assets =                                                                                    

f. Return on Equity
Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia untuk pemegang saham.
Laba bersih

Total ekuitas pemegang saham
Semakin tinggi ROE semakin bagus perusahaan tersebut. Return on Equity dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Return on Equity =                                                            




REFERENSI
Belkaoui, Ahmed, dkk. 2004. Teori Akuntansi. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPPAMP YKPN.
Harahap, Sofyan, Syafri. 2002.  Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Satu, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2007.  Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalamanpengalaman. Yogyakarta : BPFE.